Rangkaian Kontrol Suhu Ruangan Dengan Display 7-segment





Rangkaian kontrol suhu ruangan dengan display 7-segment

1. Tujuan
  • Untuk Mengatahui rangkaian menggunakan mikrokontroler 8051
  • Memahami pemanfaatan rangkaian aplikasi mikrokontroler 8051

2. Alat dan Bahan

    a. Alat 
    
Gambar 1. Probe

Gambar 2. DC Voltmeter

     
   b. Bahan

 
Gambar 3. ADC 0804


Gambar 3. IC 27128 ( ROM )




Gambar 5. Resistor


Gambar 6. IC 6116 ( RAM )




Gambar 7. PPI 8255A


Gambar 8. Kaypad

                                      


Gambar 9 . Op Amp 



Gambar 10. DAC 0808





Gambar 11. Kapasitor 






Gambar 12. IC 74LS138





Gambar 13. IC 74L373


Gambar 14. Mikroprosesor 8086

                                               


Gambar 15. Seven Sagman





Gambar 16. Sensor LM35








3. Dasar Teori

   3.1 ADC 0804
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).

signal = (sample/max_value) * reference_voltage
= (153/255) * 5
= 3 Volts

Gambar 16. Blog diagram ADC

3.2  IC 27128 ( ROM )
ROM adalah salah satu jenis memori yang hanya dapat dibaca saja isinya dengan instruksi-instruksi bahasa mesin. Perbedaan utama ROM dengan RAM adalah bahwa data di ROM tidak akan terhapus walaupun tegangan supply terputus dari rangkaian. Untuk saat ini sudah banyak ROM yang memanfaatkan IC EEPROM yang bisa ditulis dan dihapus datanya hanya dengan memberikan tegangan tententu.
Untuk ROM jenis EPROM seperti 27128 mempunyai empat pin kontrol yaitu: pin OE, pin CE, pin PGM dan pin VPP seperti gambar 3.
Kombinasi dari keempat pin kontol tersebut dapat dilihat pada tabel berikut





Gambar 17. pin IC 27128

 
                                                                 


               
  3.3 Resistor 
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistoryang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistorjuga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)

  1. Resistor Tetap(Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

  • Metal Film Resistor
  • Metal Oxide Resistor
  • Carbon Film Resistor
  • Ceramic Encased Wirewound
  • Economy Wirewound
  • Zero Ohm Jumper Wire
  • S I P Resistor Network
  1. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

  • Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
  • Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
  • Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
  • LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.

Gambar 18. Simbol resistor

Gambar 19. Simbol warna resistor


    3.4   IC 6116 (RAM)
RAM adalah memori tempat penyimpanan data dan atau program untuk sementara waktu. Ada 2 macam RAM yaitu : RAM statis dan RAM dinamis. RAM statis mempunyai keuntungan dalam hal kemudahan pengoperasiannya karena tidak diperlukan refresh Row Address Strobe (RAS) dan Colom Address Strobe (CAS). Sedangkan kerugiannya adalah ukuran bit yang besar dan wakru access yang relatif lebih lama dibandingkan dengan RAM Dinamis. Apabila diperlukan memori RAM yang cukup kecil seperti dalam rangkaian sistem minimum di buku ini maka pemakaian RAM statis akan lebih menguntungkan karena tanpa menggunakan RAM Controller seperti pada RAM Dinamis. Untuk selanjutnya RAM statis disebut saja dengan RAM.
RAM 6116 yang dipakai didalam sistem minimum mempunyai pin CS (Chip Select) untuk mengaktifkan IC tersebut, pin OE (Output Enable) sebagai pin sinyal kontrol RD untuk membaca data dan pin WE (Write Enable) sebagai pin sinyal kontrol WR untuk menulis data seperti gambar 2. Selain itu, terdapat pin-pin untuk addresing A0-A10, pin data D0-D7 untuk masukan dan keluaran data 8 bit. Sisa bus address mulai A11-A19 dipergunakan untuk rangkaian decoding bagi RAM yang bersangkutan.
Gambar 20.Pin-pin IC RAM 6116

Kombinasi dari ketiga pin-pin tersebut dapat dilihat fungsinya seperti pada tabel berikut


gambar 21. Tabel fungsi pin-pin CS, OE dan WE pada RAM 6116

Dari tabel fungsi diatas dapat dilihat bahwa pin CS memegang peranan utama dalam kerja RAM statis 6116. Bila pin Chip Select aktif low maka operasi read dan write dapat dilaksanakan. Untuk mengaktifkan pin CS dapat diberikan input low dari output decoding I-O.

Urutan langkah-langkah yang dilaksanakan mikroprosessor /  mikrokontroler dalam melaksanakan instruksi read atau write pada RAM adalah sebagai berikut:
a. Address dari memori yang akan dituju diload oleh mikroprosesor ke bus address setelah terdapat sinyal ALE.
b. Chip Select yang dari RAM yang dituju akan aktif low sehingga RAM me-input-kan address dari bus address misalnya A0-A10 seperti pada RAM 6116.
c. Kemudian mikroprosessor / mikrokontroler mengirim sinyal kontrol RD atau WR pada RAM.
d. RAM melakukan pernbacaan atau penulisan sesuai dengan kombinasi sinyal control yang diterima seperti tabel 1 diatas.


  3.5  PPI 8255A

 PPI 8255 mempunyai empat register yaitu Register Port A, Port B, Port C dan Control Word. Masing-masing register bekerja ditentukan oleh kombinasi A1 dan A0. Lokasi dan fungsi masing-masing register dapat dilihat pada tabel berikut

Gambar 22. Tabel 3 Lokasi dan fungsi register PPI 8255


Mode operasi PPI
Ada 3 mode operasi PPI yang di-setting melalui software yaitu:
a. Mode 0 (Basic I/O)
Digunakan untuk konfigurasi operasi-operasi sederhana I/O untuk ketiga port (A, B dan C). Tidak ada sinyal handshaking yang dikirim maupun diterima sehingga data secara sederhana dikirim dan diterima dari/ke port. Mode 0 dapat dilakukan untuk semua port dan masing-masing
port dapat dipilih sebagai port input atau output. Port output dari PPI akan dilatch sedangkan port input tidak dilatch.

b. Mode 1 (Strobe I/O)
Digunakan untuk konfigurasi operasi-operasi I/O dari / ke port tertentu yang dilengkapi dengan sinyal handshaking. Port A dan port B digunakan sebagai transfer data sedangkan port C sebagai pembangkit sinyal handshaking.
Mode 1 terdiri dari 2 group (kelompok) yaitu port A dan port B yang masing-masing kelompok terdiri dari 8 bit data port dan 4 bit control port. Masing-masing kelompok dapat dipilih sebagai input atau
output serta masing-masing data port 8 bit akan dilatch baik sebagai input maupun output. Empat bit port Clower dan Cupper dipakai sebagai pengatur dan status bagi 8 bit port (port A dan Port B).

c. Mode 2 (Strobed bidirectional I/O)
Konfigurasi operasi ini menyediakan fasilitas untuk komunikasi data 8 –bit dua arah dengan peralatan luar. Tersedia sinyal-sinyal untuk handshaking dan interrupt dengan fungsi enable dan disable.
Pemakaian mode 2 hanya dapat dilakukan pada group A yang terdiri dari 8 bit bidirectional bus port A dengan input maupun output dilatch dan 5-bit control port C digunakan untuk kontrol dan status.


3.6  Keypad

     Proses pembacaan input dari keypad adalah dengan melakukan proses scanning pada setiap kolom. Cara scanning adalah memberikan logika 0 pada satu kolom dan kolom yang lain berlogika 1 seperti gambar berikut

Gambar 24. rangkaian keypad


Jika keadaan keypad seperti gambar 9 diatas maka akan dapat diketahui apakah tombol 1, 4, 7 atau tombol * yang ditekan dengan mengetahui keluaran dari logika baris. Misalkan, jika tombol 1 ditekan maka baris pertama yang berlogika 0 karena secara rangkaian tombol akan membuat hubungan kolom dan baris dihubung singkat. Kemudian untuk proses scanning yang kedua sama seperti proses scan yang pertama hanya saja dilakukan pada kolom dua. dengan kondisi seperti diatas maka dapat diketahui apakah tombol 2, 5, 8 atau tobol 0 yang sedang ditekan. Dan selanjutnya untuk proses scanning yang ketiga sama seperti proses scan yang pertama dan kedua hanya saja dilakukan pada kolom ketiga. Dalam kondisi ini maka dapat diketahui apakah tombol 3, 6, 9 atau tombol # yang ditekan. Ketiga proses scanning tersebut harus dilakukan secara cepat dengan proses looping atau dengan mempertimbangkan kecepatan menekan tombol oleh tangan.



   3.7 OP Amp
     
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input). Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif ini akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon yang tidak diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Gambar 25. Op Amp

Gambar 26. Non Inverting Amplifier


Gambar 27. Inverting Amplifier
                                                



 3.8 DAC

DAC ( Digital To Analog Converter ) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal digital ( diskrit ) menjadi sinyal analog ( kontinyu ). Aplikasi DAC ( Digital To Analog Converter ) ini adalah sebagai antarmuka ( interface ) antara perangkat yang bekerja dengan sistem digital dan perangkat pemroses sinyal analog. Perangkat DAC ( Digital To Analog Converter ) bisa berupa rangkaian elektronika dan chip IC DAC.

Biasanya DAC ( Digital To Analog Converter ) sering digunakan pada perangkat digital pada bagian output untuk membuat sinyal analog setelah sebelumnya sinyal diproses dalam bentuk digital. Cara kerja DAC ( Digital to Analog Convertion ) sesuai dengan namanya Digital to Analog Convertion maka fungsi utama DAC adalah merubah sinyal digital menjadi sinyal analog Rangkaian DAC lebih simpel daripada rangkaian ADC. Untuk D/A Converter ini tidak diperlukan sinyal latch sehingga output analog-nya langsung mengikuti perubahan input digital,Rangkaian DAC dapat diaplikasikan untuk mengatur kecepatan motor DC.

Gambar 28. Rangkaian DAC

Gambar 29. Blog diagram DAC



  3.9 Kapasitor

Kapasitor disebut komponen pasif karena akan bekerja ketika diberi arus listrik, besar energi yang disimpan oleh sebuah kapasitor ditentukan oleh besar nilai kapasitor dan waktu pengisian kapasitor.

Cara Kerja Kapasitor

Jika muatan positip (+) diberikan pada salah satu plat dan plat yang lain diberi muatan negatip (-) maka sifat muatan pada kondisi ini akan saling tarik menarik, tetapi karena adanya lapisan isolasi elektron-elektron itu tertahan dan tidak akan pernah mengalir, sehingga muatan listrik akan terjebak pada masing-masing plat dan terserap keseluruh kepingan plat, kepingan plat membutuhkan waktu untuk mengisi muatan (Charge) sehingga mencapai tegangan maksimum yang diberikan, dan selama tidak ada rangkaian konduksi yang dapat menarik atau mengeluarkan muatan listrik dari kapasitor, muatan listrik akan terus tersimpan pada kapasitor.


Sifat Kapasitor

Kapasitor bersifat menahan arus DC dan melewatkan arus AC. Jika dialiri arus DC makaarus akan diserap oleh kapasitor sehingga mencapai tegangan maksimum power supply (Full Charge), dan karena dihalangi oleh lapisan isolasi yang bersifat non konduktif, arus DC tidak akan pernah tembus mengalir pada kapasitor.Dan ketika kapasitor dialiri arus AC maka lapisan isolasi dapat ditembus oleh perubahan elektron dari sinyal ac dengan resistansi yang sangat kecil bahkan  tidak ada resistansi (tanpa tahanan) dan sering digunakan sebagai kopling pada rangkaian audio.


Jenis dan Simbol Kapasitor

Non Polar
Adalah jenis kapasitor tanpa polaritas, artinya pemasangan dibolak-balik tidak masalah. Kapasitor jenis ini umumnya memiliki nilai kapasintansi yang kecil antara pikofarad dan nanofarad. Contoh kapasitor non polar adalah: kapasitor keramik, mika, dan polyester.

Bipolar
Adalah jenis kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif. Hati-hati saat pemasangan kapasitor jenis ini karena jika dipasang terbalik akan merusak kapasitor bahkan bisa menimbulkan ledakan. Contoh kapasitor bipolar adalah: Elektrolit kapasitor (ELKO), dan kapasitor tantalum.

Variable kapasitor
Kapasitor ini umumnya jenis nonpolar, biasa dipakai untuk penalaan radio frekuensi pada rangkaian oscilator, contoh kapasitor ini adalah: VARCO dan kapasitor trimer.

gambar 30 . Jensi kapasitor 


Gambar 31. Nilai kapasitor dengan huruf dan angka



Gambar 31. Nilai kapasitor dengan warna


   3.10  IC 74LS138 dan IC 74LS139 sebagai  ( Decoder )
             
     
Gambar 32. Rangkaian decoder untuk sinyal kontrol MEMR, MEMW, IOR dan IOW

Adapun rangkaian untuk menghasilkan sinyal kontrol RD dan WR adalah seperti gambar 14. Rangkaian decoder ini berfungsi memisahkan sinyal RD dan WR untuk Memori yaitu MEMR dan MEMW serta untuk I-O yaitu IOR dan IOW. Dengan input IO/-M ke kaki C dari IC 74LS138 maka output-nya langsung menghasilkan sinyal kontrol RD dan WR terpisah untuk memori atau I-O.

Multiplexer adalah suatu rangkaian elektronik digital yang sering disebut juga sebagai data selectorMultiplexer mempunyai multi input dan umumnya akan dipilih hanya salah satu input tersebut untuk dikeluarkan pada bagian output berdasarkan selektor data yang dipilih. 


Gamabr 33. logic diagram 74LS138 dan 74LS139

Gambar 34. Tabel kebenaran 74LS138 dan 74LS139


Gambar 35. Diagram 74LS138 dan 75LS139

                                        


Gambar 36. Tabel Sinyal yang dihasilkan 74 LS138



     3.11   IC 74LS373

 IC 74LS373 terdiri dari 8 latch dengan 3-state output. Flip-flop terlihat transparan terhadap data (data berubah secara asinkron / tak serempak) ketika  Latch Enable (LE) aktif high. Ketika LE aktif low, data yang ditemui suatu waktu dikunci (Latch). Data terlihat pada bus ketika Output Enable (OE) aktif low. Ketika OE aktif high bus output dalam kondisi high impedance.

Adapun karakteristik dari IC 74LS373 yaitu :

1.     Delapan Latch dalam single package.

2.     Tiga State Output untuk interface bus.

3.      Edge-Triggered D-Type Input.

4.      Buffered Positive Edge-Triggered Clock.

Gambar 37. Tabel Kebenaran  74LS373


Gambar 38. Logid Diagram 74LS373



      3.12  Mikroprosesor 8086

Mikroprosesor adalah sebuah chip (keping) yang dapat melaksanakan operasi-operasi hitungan, operasi nalar, dan operasi kendali secara elektronis (digital). Biasanya mikroprosesor dikemas dengan plastik atau keramik. Kemasannya dilengkapi dengan pinpin yang merupakan terminal masukan dan keluaran dari chip. Mikroprosesor merupakan rangkaian terpadu (integreted circuit) dalam bentuk komponen chip VLSI (very large scale integration) yang mampu menjalankan perintah secara berurutan dalam
bentuk program sehingga dapat bekerja sesuai yang diinginkan programer. Perintah atau instruksi yang diberikan pada suatu mikroprosesor haruslah dapat dimengerti oleh mikroprosesor itu sendiri. Pada umumnya instruksi yang diberikan dalam bentuk besaran-besaran biner atau dalam bahasa mesin (machine language). 
Mikrokomputer adalah suatu sistem mikroprosesor, yang minimum terdiri dari chip mikroprosesor (CPU: Central Processing Unit), ROM (Read Only Memori) yang berisi firmeware (Program
kendali sistem uP), RAM (Random Access Memori) yang berisi program atau data sementara, dan Piranti input-output (I/O device) yang berguna untuk komunikasi antara sistem mikroprosesor dengan piranti yang dikendalikan.

Secara fisik mikroprosesor memiliki beberapa saluran masukan maupun keluaran yang digunakan untuk sambungan dengan komponen-komponen pendukung sistem mikroprosesor.
Saluran-saluran tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
o Bus saluran Alamat (Address Bus)
o Bus saluran Data (Data Bus)
o Bus saluran Kendali (Control Bus)

Gambar 39. blog diagram



    3.13  Seven Sagman

 Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inpuan bilangan biner pada switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal.

Jenis-Jenis Seven Segmen

Seven segmen ada 2 jenis, yaitu Common Anoda dan Common Katoda
  1. Common Anoda
    Common Anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki anoda LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC dan seven segmen dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau sering disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.
  2. Common Katoda
    Common Katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki katoda LED dalam seven segmen dengan common katodak akan aktif apabila diberi logika tinggi (1) atau disebut aktif high. Kaki anoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED. 

Gambar 40. Rangkaian seven sagman


    3.14  Sensor LM35

LM 35 adalah sensor temperatur sederhana yang banyak digunakan untuk aplikasi kontrol suhu karena selain harganya cukup murah, linearitasnya cukup bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ±¼°C pada temperatur ruangan dan ±¾°C pada kisaran -55 to +150°C. LM35 dioperasikan pada -55° hingga +150°C, sedangkan LM35C pada -40°C hingga +110°C, dan LM35D pada kisaran 0-100°C. Sensor LM35 bekerja secara linear dimana kenaikan tegangan sebesar 10mV untuk setiap kenaikan suhu 1°C (300mV pada 30 °C). Untuk menggunakan LM35, cukup menhubungkan keluaran dari pin Vout untuk dapat dihubungkan langsung ke ADC (misal ADC 0804 8 bit) seperti gambar 21.


Gambar 41.grafik LM35




4. Percobaan 

   A. Prosedur Percobaan
        1. Buatlah rangkaian simulasi seperti gambar 44
        2. Pastikan semua komponen terhubung dengan baik.
        3. Masukkan Program ke mikroprosesor. (Pada rangkaian ini  kita tidak gunakan program)
        4.  Jalankan simulasi ,maka sensor akan mendeteksi suhu sekitar dan ditampilakan di seven sagman.

  B. Rangkaian Simulasi


                                   



 

Prinsip Kerja Rangkaian

 

Membaca data dari sensor

Ketika sensor menerima suhu yang tinggi ,maka nilai resistansi pada sensor akan menurun ,sehingga akan ada arus mengalir dari VCC melewati sensor ( 1 derajat celcius dalam 10 mV). Kemudian tegangan yang melalui sensor akan di kuatkan sebesar dua kali dengan menggunakan Non inverting amplifier. Setelah tegangan ini di kuatkan, sinyal analaog dari teganagn ini akan di convert menjadi sinyal digital menggunakan ADC ( analog to digital converter). Disini kita menggunakan ADC 0804 sebagai converter nya.

Setelah data ini di convert maka data digital akan dikeluarkan melalui pin B0 - B7. Data dari pin B0 – B7 akan di teruskankan ke register port B yaitu pada Pin PB0 – PB7 pada PPI 8225A sebagai data input sesuai dg alamat pada wire bus. PPI 8225A ini adalah sebuah chip khusus yang di rancang untuk keperluan interface ( penghubung ) pada system computer atau biasa juga disebut untuk input/output.

Kemudian untuk menerusakan data input pada PPI 8255A – 0  di port B (pin PB0 – Pin PB7) ke pin D0-D7 ( sebagai bus data) yang nantinya akan dibaca oleh mikroprosesor, maka untuk menghubungkannya bus data dengan port B dapat dilakukan dengan memberikan kombinasi data pada Pin A0 dan A1.  Untuk menghubungkan port B dan data bus (pin D0 -  D7 )  kita memberikan alamat untuk A0 diberikan nilai 1 dan A1 diberikan nilai 0. Sedangkan pada alamat (pin A14-A15) di IC 74LS139  diberi alamat pada pin A=0,B=1. sehingga pin Y2 di IC 74LS138 akan menghasilkan output aktif rendah (0) . Ouput dari Y2 terhubung dengan pin CS pada PPI 8255A akan menyebabkan PPI 8225A akan aktif. Kemudian setelah aktif akan dikirimkan sinyal control READ yang di bantu oleh IC 74LS138 sebagi decoder. Agar sinyal control READ pada PPI 8255A-0 mendapatkan aktif rendah dari pin Y6 74LS138,maka pin CBA nya diberikan input 110 dari mikroprosesor. Setelah sinyal control READ di kirim,maka data dari port B tadi akan pindah ke pin D0 - D7 (bus data). Kemudian setelah data tersebut berada pada Pin D0 – D7 ( bus data ) ,data ini akan terhubung ke IC 74LS245.

Ketika sinyal READ sudah di kirimkan,maka data akan di teruskan ke pin B di IC 74LS245. Pada IC ini akan di cek kondisi nya, untuk pin CE dihubungkan ke pin DEN (aktif tinggi) pada mikroprosesor sehingga IC akan aktif. Sedangkan pada pin AB/BA ( DIR ) dihubungkan ke pin DT/R (aktif tinggi) mikroprosesor,sehingga data akan  diteruskan ke pin A. Kemudian data ini akan di teruskan ke mikroprosesor sehingga data pun terbaca.

 

Mengirim data ke LCD dan LED

Untuk menampilkan data yang sudah terbaca mikroporsesor ke LCD atau pun ke LED, maka  pertama mikroprosesor mengirimkan alamat ke PPI 8255A – 1  yaitu pada pin A0 dan A1. Untuk menghubungkan pin D0-D7 dengan port A pada PPI8255A-1, maka alamat A0=0 dan A1 =0. Kemudian untuk mengaktifkan PPI 8255A-1 kita harus memberi input rendah ke pin CS,dimana pin ini terhubung dengan pin Y1 IC 74LS139. Supaya pada pin Y1 bernilai aktif rendah ,maka alamat yg dikirim pada  pin A = 1 dan B = 0. Kemudian setelah alamat di kirim dan pin CS sudah mendapat aktif rendah ,maka sinyal control WRITE di kirim dari mikroprosesor ke PPI 8255A di pin WR yang di bantu oleh IC 74LS138 sebagi decoder.

Agar sinyal control WRITE pada PPI 8255A-1 mendapatkan aktif rendah dari pin Y5 74LS138,maka pin CBA nya diberikan input 101 dari mikroprosesor.Setelah sinyal control WRITE terkirim Kemudian data akan di kirimkan ke PPI melalui IC 74LS245.

Pada IC ini akan di cek kondisi nya, untuk pin CE dihubungkan ke pin DEN (aktif tinggi) pada mikroprosesor sehingga IC akan aktif. Sedangkan pada pin AB/BA ( DIR ) dihubungkan ke pin DT/R (aktif rendah) mikroprosesor,sehingga data akan  diteruskan dari pin A ke pin B.

Kemudian data akan di teruskan ke pin D0-D7  pada PPI 8255A dan diteruskan ke Port A nya. Data pada port A akan terhubung ke LCD sebagai input data,sehingga LCD akan aktif (LCD menampilkan tulisan) sesuai dengan program data yang di kirim dari mikroprosesor.

Karna data pada PPI 8255A tidak bias langsung terhubung ke 2 port sekaligus,maka untuk menghubungkan data ke port B harus dilakukan satu per satu. Cara nya sama dengan menghubungkan dengan port A, kita hanya perlu menukar alamat A0 = 1 dan A1 = 0. Maka data akan terhubung ke LED sehingga LED akan aktif sesuai dengan program data yang di kirim dari mikroprosesor.

 


  C. Video

                          



      D. Download file

 File IC 74LS373 [ Download ]
 File IC 74LS245 [ Download ]
 File IC 74LS138 [ Downlaod ]
 File IC  6116 [ Downlaod ]
 File IC 27128  [ Download ]
 File IC 8086 [ Download ]
 File IC ADC 0804  [ Download ]
 File IC DAC 0808 [ Download ]
 File PPI 8255A [ Download ]
 File Sensor LM35 [ Download ]
 File Video [ Download ]
 File Rangkaian [ Download ]
 File HTML
      



























Komentar

Popular Posts